KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Diksi atau Pilihan Kata” . Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dr. azis,
S.Pd., M.Pd.
Makalah ini
ditulis berdasarkan berbagai sumber yang
berkaitan dengan materi diksi, serta infomasi dari berbagai media yang
berhubungan dengan diksi atau pilihan kata.
Penulis berharap
makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Bahasa Indonesia terutama materi
mengenai Diksi atau Pilihan kata. Sehingga kita saat berkomunikasi, kita dapat
meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi yang dikarenakan bahasa yang
kita gunakan. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan
pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi
karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang
efektif. Hal itu agar terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan untuk
menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk
sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dariberkomunikasi dengan sesama dalam
setiap aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula ketika sedang
berkomunikasi lawan komunikasi saat
berkomunikasi mengalami kesulitan menangkap informasi, hal ini terjadi karena
kata yang digunakan kurang tepat ataupun rancu sehingga menimbulkan
kesalahpahaman.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung
dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut
terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
B.
Rumusan masalah
1. Pengertian
Diksi atau pilihan kata
2. Syarat-Syarat
Ketepatan Diksi
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian diksi
2.
Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam
berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
DIKSI (PILIHAN KATA)
Pilihan
kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata
yang artinya hampir
sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah
sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu
berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat
pemakainya.
Diksi
adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi
oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif
kepada pembaca atau pendengarnya.
Memilih kata yang digunakan dalam
mengungkapkan gagasan atau ide. Dan menyangkut persoalan cara memakai kata kata
atau frasa didalam konstruksi yang lebih luas,
baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang mencakup persoalan kata
kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau menyangkut cara cara yang khusus
berbentuk ungkapan ungkapan), ungkapan,
dan gaya bahasa.
Menurut keraf:
a.
Diksi
mencakup kata kata yang dipakai untuk meyampaikan suatu gagasan, cara
menggabungkan kata kaat yang tepat dan gaya yang paling baik Digunakan dalam
situasi tertentu.
b.
Diksi
adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa nuansa makna dari gagasan yang
ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar atau pembaca.
c.
Diksi
yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak.
a.
Persyaratan
pemilihan kata
1.
Bedakan secara cermat kata kata denotatif dan
konotatif; bersinonim dan hampir
bersinonim; kata kata yang mirip dalam ejaannya seperti: bawa-bawah-bahwa
2.
hindari
kata kata ciptaan sendiri atau mengutip kata kata terkenal yang belum diterima
imasyarakat
3.
waspadalah dalam menggunakan kata kata yang berakhiran asing
atau bersufiks bahasa asing, seperti: biologi-biologis
4.
gunakan
kata kata depan secara idiomatik, sepeti kata ingat seharusnya ingat akan bukan
ingat terhadap.
5.
bedakan kata khusus dan kata umum.
6.
perhatikan
perubahan makna yang terjadi pada kata kata yang sudah dikenal.
7.
perhatikan kelangsungan pilihan kata.
b. Adapun fungsi dari diksi antara lain:
1)
Melambangkan gagasan yang
diekspresikan secara verbal.
2)
Membentuk gaya ekspresi
gagasan yang tepat.
3)
Menciptakan komunikasi
yang baik dan benar.
4)
Mencegah perbedaan
penafsiran.
5)
Mencagah salah pemahaman.
6)
Mengefektifkan pencapaian
target komunikasi.
2.
SYARAT-SYARAT
KETEPATAN DIKSI
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau
pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai
maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Selain
pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus
di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan
tuntutan komunikasi.
a.
Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata adalah :
1)
Membedakan
secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang
bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang
dapat menimbulkan bermacam-macam makna.
Contoh :
· Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
· Sinta adalah bunga desa di
kampungnya. (Konotasi)
2)
Membedakan dengan cermat
kata-kata yang hampir bersinonim.
Ø Siapa pengubah peraturan
yang memberatkan pengusaha?
Ø Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini
memberatkan pengusaha.
3)
Membedakan kata-kata yang
mirip ejaannya.
Ø Intensif – insensif
Ø Karton – kartun
Ø Korporasi – koperasi
4)
Tidak menafsirkan makna
kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat
dipastikan.
Contoh :
Ø Modern : canggih (secara subjektif)
Ø Modern: terbaru atau muktahir (menurut kamus)
Ø Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual
(menurut kamus)
5)
Waspada terhadap
penggunaan imbuhan asing.
Contoh :
Ø Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
Ø Koordinir seharusnya koordinasi.
6)
Membedakan pemakaian kata
penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh :
Pasangan yang salah
|
Pasangan yang benar
|
antara ..... dengan ....
|
antara .... dan .....
|
tidak ..... melainkan .....
|
tidak ..... tetapi .....
|
baik ..... ataupun .....
|
baik ..... maupun .....
|
bukan ..... tetapi .....
|
bukan ......
melainkan .....
|
7)
Membedakan kata umum dan
kata khusus secara cermat.
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada
pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
Ø
Kata umum :melihat
Ø
Kata khusus
:melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati,
mengawasi, menonton, memandang, menatap.
Ø
Kata
Umum: ikan
Ø
Kata
Khusus: mujair, lele, gurami, gabus, koi.
8)
Memperhatikan perubahan
makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
Ø Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
Ø Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya,
kabar angin, desas-desus.
9)
Menggunakan dengan cermat
kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Contoh:
Ø Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Ø Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan
berbeda makna.
Ø Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda
makna.
Contoh :
·
Sinonim : Hamil (manusia)
– Bunting (hewan)
·
Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan
kakak laki-laki)
·
Homografi : Apel (buah) –
Apel (upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak
mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi
objek yang diamati.
Contoh :
Ø Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
Ø Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
11) Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari
bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata
ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam
tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi,
tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular
adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Kata
Ilmiah:
Kata Popular:
Analogi
kiasan
Final
akhir
Diskriminasi
perbedaan
perlakuan
Prediksi
ramalan
Kontradiksi
pertentangan
Format
ukuran
Anarki
kekacauan
Biodata
biografi singkat
Bibliografi
daftar pustaka
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pilihan kata.
Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan
sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat
sehingga mampu mengomunikasikannya
secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pembaca atau penulis terhadap pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi. Diksi memiliki beberapa
syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan imajinasi yang sesuai antara pembicara
dan pendengar. Fungsi diksi
secara umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan benar
agar terhindar dari salah penafsiran dan kesalahpahaman antara
pembicara/penulis dengan pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti,
Heri Jauhari.2013. Bahasa Indonesia.
Bandung : BCM Digital Printing
Keraf, Gorys. Diksi
dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006
Komentar
Posting Komentar