Hakikat Kurikulum

 

Ringkasan Hakikat Kurikulum

 

Nama: Nurhikmah

NIM: 201050101002

Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

 

A.    Kurikulum

 

Makna harfiah. Walaupun istilah “kurikulum” muncul pertama kali di Skotlandia sekitar tahun 1829, secara resmi istilah baru ini hamper satu abad kemudian di pakai di Amerika Serikat, Wiles & Bondi, 1989:6; Wiles, 2009:2 (dalam Arsyad, 2017:24), secara harfiah, istilah kurikulum brasal dari bahasa Latin currere yang berarti berlari di lapangan pertandingan. Menurut pengertian ini, kurikulum adalah suatu “arena pertandingan” tempat siswa “bertanding” untuk menguasai satu atau lebih keahliah guna mencapai “garis finish” yang ditandai dengan pemberian diploma, ijazah, atau gelar kesarjanaan, Zais, 1976, 6-7 (dalam Arsyad, 2017: 25). Pengaruh definisi ini sangat besar bertahan lama di dunia pendidikan sehingga menetukan orientasi kurikulum di hamper semua negara.

Kurikulum tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas.

Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah (the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school).

Menurut Hamid Hasan (1988), membagi empat dimensi kurikulum yaitu, 1) Kurikulum sebagai suatu ide; 2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; 3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; 4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Untuk lebih mudah dalam memahami dimensi kurikulum perhatikan gambar 1.1 di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1.1. Dimensi Kurikulum

Kemudian, dari gambar di atas terdapat Ideal Curriculum (Kurikulum Ideal), Actual Curriculum (Kurikulum Aktual) dan Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi). Ideal kurikulum adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar mengajar. Jadi, kurikulum kurikulum ideal juga dimanakan dengan kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). Contoh dari kurikulum ini adalah kurikulum 2013 yang berlaku saat ini. Kurikulum aktual adalah kurikulum yang nyata dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada, dengan demikian dapat dipastikan bahwa semakin jauh kesenjangan penerapan atau rambu-rambu kurikulum ideal maka semakin rendah kualitas sekolah tersebut begitupun dengan sebaliknya. Hidden curriculum menurut Bellack dan Kiebard memiliki tiga dimensi, yaitu:

1.      Hidden Curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasi peserta didik sebagai mikrokosmos sistem nilai sosial.

2.      Hidden Curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam maupun luar sekolah yang meliputi hal-hal yang memiliki nilai tambah, sosialisasi, pemeliharaan struktur kelas.

3.      Hidden Curriculum, berkitan dengan fungsi sosial pendidikan

 

B.     Peran dan Fungsi Kurikulum

Dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen sistem dalam pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif, Hamalik (dalam Sanjaya, 2015: 10).

1.      Peran Konservatif

Peran konservatif adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikatkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mudah pengaruh asing budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki peran yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak budaya luhur masyarakat sehingga identitas masyarakat akan terap terpelihara dengan baik.

2.      Peran kreatif

Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimiliki agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Jika kurikulum tidak berperan kreatif maka pendidikan akan selamanya tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tututan sosial masyarakat.

 

3.      Peran Kritis dan Evaluatif

Tidak setiap nilai dan budaya harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian juga adakalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai yang lama masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai budaya baru mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. 

      Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan” kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil, 1990 (Dalam Sanjaya, 2015, 12) isi kurikulum ada empat fungsi yaitu, (1) fungsi pendidikan umum, (2) suplementasi, (3) keahlian.

1)      Fungsi Pendidikan Umum

Fungsi pendidikan umum yaitu fungsi kurikulum mempersiapkan peserta didik agar memjadi masyarakat yang bertanggung jawab sebgai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhaluk sosial.

2)      Fungsi Suplementasi

Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut. Dengan demikian, setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai degan minat dan bakat. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata harus terlayani untuk mengembangkan kemampuan secara optimal; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan kemampuannya.

3)      Fungsi Eksplorasi

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakarnya, sehingga memungkinkan mereka belajar tanpa adanya paksaan.

4)      Fungsi keahlian

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan dari berbagai bidang keahlian, misalnya pertanian, perdagangan, industri, atau disiplin akademik.

 

C.    Kurikulum dan Pengajaran

      Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi ide-ide dan gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang saling berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain, seperti komponen tujuan yang menjadi arah pendidikan, komponen pengalaman belajar, komponen strategi pengalaman tujuan, dan komponen evaluasi. Komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan demikian maka dapat dikatakan sistem pengajaran merupakan pengembangan dari kurikulum yang digunakan. Oleh karena sistem pengajaran melahirkan tindakan-tindakan itu pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum, yang selanjutnya implementasi itu akan memberikan masukan dalam proses perbaikan kurikulum. Demikian terus-menerus, hingga proses pengembangan kurikulum membentuk siklus tanpa ujung.

      Dari uraian di atas, maka jelas bahwa kurikulum dan pengajaran memiliki dua hal yang tak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda-beda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan tujuan pendidikan; serta isi yang harus dipelajari; sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Tanpa kuriulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif; demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi dari sebuah rencana; maka kurikulum tidak akan memiliki apa-apa.

      Seperti yang diungkapkan Sailor, Oliva (1992) dalam Sanjaya, 2015: 17 mengungkapkan bahwa kurikulum dan pengajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kurikulum berkaitan dengan isi/materi yang harus dipelajari sedangkan pengajaran berkaitan dengan cara mempelajarinya.

      Ketika guru memikirkan apa yang harus dipelajari siswa, materi apa yang akan disampaikan, pengalaman belajar apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu guru sedang mengembangkan sebuah program, sebuah perencanaan atau kurikulum. Selanjutnya, manakala guru memikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan suatu materi, metode apa yang harus digunakan, bagaimana menyusun implementasi program dan tindakan nyata, maka saat itu guru sedang mengusun program pengajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ansyar, Mohamad. (2017). Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://books.google.co.id/books?id=Rm_IDwAAQBAJ&lpg=PP1&ots=umopohJ6tg&dq=hakikat%20kurikulum%20pembelajaran&lr&hl=id&pg=PA23#v=onepage&q=hakikat%20kurikulum%20pembelajaran&f=false

 

Choli, Ifham. (2019). Hakikat Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Jurnal Al-Risalah, 10(2), 100-123. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://Scholar.Google.co.id

 

Cahyono, E.A. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Authentic Assessment Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Ekonomi Di SMA Islam Al-Hidayah Jember. Jurnal Equilibrium, 5(1), 1-13. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://Scholar.Google.co.id

 

Herman, Hendry Asep & Andriyani, Dewi. Hakikat Kurikulum dan Pembelajaran. PBIS01303/Modul 1, hlm 1-41. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://Scholar.Google.co.id

 

Muliastuti, Liliana. Bahasa dan Linguistik. PBIN4001Modul 1, hlm 1-41. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://Scholar.Google.co.id

 

Sanjaya, Wina. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP). Jakarta: Prenamedia Grup. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://books.google.co.id/books?id=BJFBDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=g0qgnc_5jK&dq=hakikat%20kurikulum&lr&hl=id&pg=PA25#v=onepage&q&f=false

 

Soeparto & Chamisijatin, Lise. Hakikat Kurikulum. Modul Unit 1, hlm 1-32. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://Scholar.Google.co.id

 

Sudin, Ali. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2021. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=1_xJDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=peran+dan+fungsi+kurikulum&ots=i8W8mYsqUp&sig=Nuz6jVeyBKPoLFG_cdf6K7gQVFE&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

 

 

 

 

 

Komentar