Dua jam berlalu hujan tak kunjung berhenti yang menghentikan perjalanan seorang ibu paruh baya bersama anaknya di depan gang. Mereka berjalan kaki menuju rumah kuning bertingkat di ujung jalan. Ibu Mirna seorang pengasuh anak berkebutuhan khusus bukan hanya itu dia juga asisten rumah tangga pemilik rumah kos 10 pintu.
Suatu hari Mirna merenung di teras depan rumah. Tiba-tiba Arif menghampiri ibunya
"Bu, Minta uang Arif mau beli permen" Pinta Arif sambil menengadahkan tangan
"Tidakkk, kamu itu kerjanya hanya minta uang" Bentak Mirna
Arif anak kecil 5 tahun selalu mendapatkan perilaku yang tidak seharusnya dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Arif selalu menjadi pelampiasan stress ibunya.
Mirna tidak hanya hidup bersama Arif namun juga ia
harus merawat ayahnya yang lumpuh. Mirna setiap hari berjuang sendiri untuk menghidupi anak dan ayahnya. Tak sedikit warga sekitar yang merasa iba kepadanya, ada beberapa tetangga yang memberikan makanan.
Sebelum berangkat kerja Mirna membuatkan sarapan untuk ayah dan anaknya.
"Yah, Mirna sudah masak bubur, nanti dimakan yah! " Mirna sambil meletakkan makanan di samping tempat tidur tempat biasa ia meletakkan makanan.
"Rif, ada ikan dan sayur asam di atas meja" Teriak Mirna di depan pintu saat Arif masih asyik bermain klereng di taman.
"Iya Bu, Arif akan makan setelah main" Teriak Arif
Pagi itu matahari tak bersembunyi lagi di balik awan hitam, terik matahari yang menghanguskan kulit tak pernah menghentikan langkah Mirna sampai ke rumah majikannya. Setiap hari Mirna pulang bekerja pukul 14.00. Sesampai di Rumah Mirna tidak langsung istirahat namun ia harus mengganti popok ayahnya kemudian membersihkan rumah. Sungguh berat hari-hari yang harus dijalani oleh Mirna.
Tiba-tiba hari buruk menimpa Mirna. Ia kehilangan penglihatannya dan tidak bisa bekerja lagi. Para tatangga segera memberikan bantuan berupa makanan siap saji dan beberapa makanan ringan ada juga yang memberikan kasur untuk kakek Naba karena ia tidur di kasur yang tidak layak bahkan banyak warga yang bersedia mensucikan pakaian Mirna, Arif, dan kakek Naba.
Seminggu sudah Mirna mengalami kebutaan namun tak ada satupun kerabat bahkan saudara kandungnya yang datang menjenguk. Tetangga terdekat berusaha menghubungi kerabatnya agar datang membantu Mirna merawat ayahnya.
Tiga hari belakangan kondisi kesehatan kakek Naba semakin menurun tidak mau lagi makan dan terus memanggil-manggil nama Ridwan yang sudah lama tak mengunjunginya. Ridwan hanya seorang diri anak laki-laki kakek Naba yang tidak seibu dengan Mirna.
Tookk took, suara ketokan pintu di tengah malam
Siapa? Tanya Mirna dibalik pintu
"Ridwa" Dengan suara kedinginan
"Ridwan, astagfirullah kemana saja kamu selama ini? Ayah mencarimu selama ini.
" Iya kak, Ridwan baru datang karena Ridwan tidak punya uang berkunjung ke sini kak" Kata Ridwan sambil tertunduk
"Ridwan" Sahut Kakek Naba
"Ini Ridwan ayah, maaf jika baru datang" Memeluk kakek Naba sambil menangis
"Kenapa baru datang, Nak" Tanya kakek Naba
Ridwan terus terisak karena merasa bersalah kepada ayahnya yang selama ini sibuk sehingga lama sekali tidak berkunjung.
Keheningan malam itu pecah dengan tangisan dalam keluarga tersebut. Kedatangan Ridwan mengantarkan Naba beristirahat untuk selamanya.
Komentar
Posting Komentar